Prestasi Kesenian Sintren


           


Bagi anda yang pernah tinggal di Cirebon atau setidaknya pernah singgah di kota udang ini, tentu tidak asing dengan Sintren. Warisan leluhur yang merupakan gabungan antara lagu, tari dan mistis ini bisa membuat kita terhibur, namun juga membuat bulu kuduk berdiri.

Diawali dengan nyanyian rancak khas Cirebon oleh puluhan muda-mudi disertai dengan tari-tari dengan gerakan yang minimalis, Sintren mulai dipentaskan. Jangan lupa siapkan sawer agar pertunjukan ini bisa berlangsung.Di tengah iringan lagu dan tari, muncul sosok gadis cantik berusia belasan tahun yang berdiri diam di tengah puluhan rekan-rekannya yang lain. Tak lama kemudian, muncul sang pawang yang langsung mengusap-usap dahi sang gadis. Tiba-tiba, sang gadis tersungkur dan tak sadarkan diri. Di tengah ketidaksadaran, sang gadis oleh empat p
ria diikat tubuhnya dari leher sampai kaki dengan tali. Kemudian, sang gadis dibungkus dengan tikar yang terbuat dari daun lontar. Setelah dibungkus tikar, keempat pria beserta sang pawang menggoyang-goyang tubuh sang gadis hingga akhirnya tubuh sang gadis hilang.Aneh bin ajaib, ternyata tubuh sang gadis masuk ke dalam kurungan ayam raksasa yang terletak di sebelah sang gadis. Kurungan tersebut tertutup oleh kain hitam dengan hiasan bunga melati beserta kemenyan di atasnya yang terus mengeluarkan asap.Kurungan ayam pun bergoyang-goyang selama 5 menit. Tiba-tiba, saat sang pawang membuka kurungan tersebut, sang gadis muncul dengan dandanan putri cantik lengkap dengan mahkota. Yang lucu, sang putri memakai kacamata hitam. Tepuk tangan penonton pun membahana."Wah tadi kan diikat kencang gitu. Kok sekarang tiba-tiba muncul menjadi puteri ya?," cetus salah seorang pengunjung yang menyaksikan pementasan Sintren tersebut di balroom Hotel Prima, Jl Siliwangi, Cirebon. Pementasan ini dalam rangka menyambut kedatangan tim bersepeda dari Jakarta ke Bali untuk menyambut konferensi tentang perubahan iklim yang berlangsung Desember mendatang di Bali. Pementasan ini juga untuk menyambut rombongan Departemen Luar Negeri yang sedang menyelenggarakan sosialisasi The New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP) dan Museum Konferensi Asia-Afrika.Dengan dandanan bag seorang puteri, sang gadis pun menari lemah gemulai, namun dalam kondisi mata terpejam. Konon, sang gadis sebenarnya sedang tidak sadarkan diri dan semua gerakan yang dia pentaskan dibantu oleh mahluk halus.Uniknya, saat pengunjung melempar sawer ke tubuhnya, sang gadis tiba-tiba langsung berhenti menari. Tak lama kemudian tubuhnya bergerak-gerak mengikuti alunan gamelan serta lagu-lagu mistik yang dinyanyikan puluhan muda-mudi. Saat dilempar sawer lagi, sang gadis berhenti menari, demikian seterusnya hingga uang saweran pun menggunung.Agar bisa mengenai tubuh sang gadis saat dilempar, uang kertas harus dilipat-lipat terlebih dahulu hingga membentuk segi empat kecil. Ada juga penonton yang nakal. Meski hanya menyawer dengan uang receh, dia berkali-kali menyawer dengan uang yang sama. Setelah uang receh jatuh ke tanah setelah mengenai tubuh sang gadis, uang tersebut diambilnya lagi, kemudian disawerkan lagi, demikian seterusnya. Sang gadis yang digerakkan oleh mahluk halus tersebut juga tak terpedaya oleh aksi nakal penonton ini.Tontonan yang menghibur namun lumayan menakutkan ini membuat Deputi Head of Mission, Kedubes Maroko di Jakarta, Driss El Mhouar merinding. Namun akhirnya lama-lama terhibur juga hingga akhirnya dia melemparkan saweran juga.Tontonan ini ditutup dengan nyanyin lagu khas Cirebon yang juga sempat hits di tanah air, yakni Kucing Garong oleh biduanita yang seksi. Sang diplomat Maroko hanya manggut-manggut melihat suguhan itu.
Gadis kazakhstan menari sintran
Tepuk tangan meriah terdengar saat empat gadis Kazakhstan berlenggak-lenggok menari sintren di depan puluhan mahasiswa Universitas Kazguu, Astana. Mereka cukup lincah bergoyang mengikuti irama musik yang ceria. Sintren adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Tegal, Banyumas, Kuningan, dan Pekalongan. Gerakan mereka memang tidak terlihat terlalu gemulai, tetapi bisa mengikuti irama musik kontemporer yang lebih menghibur. Maklum saja, mereka baru belajar dua bulan untuk bisa membawakan tarian itu. Adalah Agung Saputra (28), staf Kedubes RI untuk Kazakhstan, yang mengajari mereka tarian tersebut. Menurut Agung, tarian itu memang memasukkan gerakan kreasi modern, tetapi kental dengan unsur gerakan tradisional Indonesia. Para mahasiswi Kazakhstan yang belajar tarian Indonesia.
Agung menceritakan, gadis-gadis penari asal Kazakshtan itu merupakan mahasiswi dari beberapa universitas yang memang tertarik dengan Indonesia. "Mereka sangat bersemangat belajar tentang Indonesia. Kesibukan mereka di luar sebagai mahasiswi di berbeda universitas, tetapi mereka masih bisa meluangkan waktu datang ke rumah budaya KBRI Astana untuk belajar nari," kata Agung. Beberapa waktu lalu, Pria yang bekerja di Kedubes RI sejak Februari 2015 ini mengatakan, remaja Kazakhstan yang berminat belajar tarian Indonesia ini belum terlalu banyak. Namun, Culture Center KBRI di Astana tetap berusaha mengajak remaja setempat untuk mengenal budaya Indonesia. Setiap hari, pulang bekerja di Kedubes RI untuk Kazakhstan, Agung yang merupakan lulusan ISI Yogyakarta ini langsung mengajar tari, bahkan pada saat akhir pekan. Promosi budaya Indonesia di Astana Leisure.(Ana Shofiana Syatiri) Selain melalui tarian, ada juga permainan angklung. Dalam setiap promosi kebudayaan Indonesia di negeri itu, tarian dan angklung selalu disajikan. Pengenalan budaya Indonesia di Kazakhstan ini memang menjadi program penting Duta Besar RI untuk Kazakhstan, Foster Gultom. Dia sengaja mencari staf yang juga bisa mengajarkan budaya Indonesia, salah satunya melalui tarian. "Ya, dapat Agung dari ISI Yogyakarta," kata dia. Dia berharap, dari program ini, lebih banyak lagi warga Kazakhstan yang belajar tentang Indonesia. Dengan begitu, mereka mau berkunjung ke Indonesia, suatu saat.
Penari sintren cilik ramaikan peringatan Hut ke-60 Cirebon
Ratusan penari sintren cilik dari yayasan Belantara Budaya menari di depan Balai Kota Cirebon. Kecerian sintren cilik diikuti para pejabat pemda, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati, Patih Keraton Kanoman Cirebon Pangeran Raja Moch Qodiran dan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat.
Mereka tampak senang dan menari bersama dihadapan sintran cilik. Bergandengan tangan seraya membuktikan komitmen untuk perkembangan dan kesejahteraan daerah.
Ketua Pelaksana Hari Jadi Cirebon Agus Sukmanjaya mengatakan, Flashmob Tari Sintren bagian dari rangkaian utama Hari Jadi Cirebon.
"Iya mereka menari setelah acara sidang paripurna DPRD Kota Cirebon tentang hari jadi di sepanjang jalan Siliwangi," kata dia.
Agus mengatakan, sintren ditampilkan karena menjadi salah satu kesenian tradisional khas Cirebon. Sintren juga termasuk salah satu kesenian yang banyak ditonton masyarakat baik Cirebon maupun luar daerah.
Sementara itu, pertunjukan sintren terbilang hanya ada di beberapa event saja. Seperti di keraton maupun tempat wisata lain yang ada di Cirebon.
"Apalagi yang nari Sintren anak-anak jadi pastinya seru dan lucu- lucu tidak ada kesan mistis," ujar dia.
Sementara itu, untuk karnaval kostum Cirebon melibatkan seluruh elemen masyarakat. Baik instansi pemerintah maupun komunitas tradisi hingga modern.
Kampanye Lingkungan
Kompak Walikota Cirebon Nashrudin Azis dan Wakilnya Eti herawati serta Sultan Kasepuhan dan Kanoman ikut menari sintren dalam rangkaian HUT ke 650 Cirebon.
Mereka mengikuti parade kostum yang dikreasikan sendiri oleh kelompok. Agus mengaku, karnaval kostum tersebut masih mengadopsi beberapa event besar di daerah lain seperti Jember Fashion Carnaval (JFC).
Namun demikian, seiring berjalannya waktu akan ada terobosan baru kegiatan serupa di tahun depan. Dalam parade kostum ini, peserta dibebaskan menampilkan kreasi mereka.
"Tapi tetap kami mengusung tema go green ya peserta yang ikut karnaval itu kreasinya bebas tapi ditekankan kepada kampanye lingkungan," ujar Agus

Sumber:




0 Komentar